KNKT Rilis Hasil Investigasi Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata Masuk ke Jurang di Guci


Diposting pada 05 October 2023, 15:44 Oleh ip


Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelenggarakan kegiatan Media Rilis hasil investigasi kecelakaan tunggal mobil bus pariwisata B 7260 CGA yang jatuh ke jurang sungai Guci di Kawasan Wisata Guci, Bojong, Kabupaten Tegal, pada Minggu 7 Mei 2023 lalu yang mengakibatkan korban 2 orang  meninggal dunia, 2 luka berat dan 31 luka ringan.

Acara media rilis  tersebut bertempat di Aula Puspita, Kampus l Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, Kota Tegal, Rabu (4/10/2023). Dalam acara tersebut turut hadir Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, Direktur Kampus l Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan I Made Swastika. Selain itu hadir pula peserta dari regulator, operator, dan stakeholder terkait sebanyak 26 unit kerja, 25 rekan media, dan ada juga yang melalui zoom meeting.

Pada kesempatan itu Soerjanto Tjahjono menerangkan bahwa KNKT telah selesai melakukan  laporan akhir investigasi terhadap kecelakaan bus pariwisata yang jatuh di Guci. Secara singkat kronologi kejadian berawal pada Hari Minggu tanggal 6 Mei 2022 jam 09.00 WIB, Mobil Bus Pariwisata B 7260 CGA membawa rombongan wisata religi dar iTangerang Selatan sebanyak 50 orang.

Rute wisata mulai dari Tangerang Selatan, Cirebon, Pemalang, Guci Tegal, Pekalongan,  Tangerang Selatan. Bus tiba dan bermalam di Guci Tegal jam 21.00 WIB. Sesampainya di Wisata Guci para penumpang turun di dekat penginapan, lalu pengemudi mengendarai bus ketempat parker tambahan dikarenakan tempat parker Guci sudah penuh.

Pengemudi memarkirkan bus  dipandu oleh Juru parkir, setelahnya menarik tuas rem parkir dan mematikan mesin.  Pembantu pengemudi memasang ganjal roda di roda depan kiri dan roda belakang kiri. Kemudian pengemudi beristirahat di bagasi bus dan pembantu pengemudi di kursi penumpang bus.

Tanggal 7 Mei 2023, pagi harinya sekitar jam 07.30 WIB, pengemudi terbangun karena penumpang mulai naik ke mobil bus. Pembantu pengemudi menyalakan mesin mobil bus dan pendingin ruangan (AC), kemudian turun untuk membantu memasukan barang bawaan penumpang ke bagasi.

Penumpang satu per satu masuk ke dalam mobil bus hingga berjumlah 35 orang. Saat Pengemudi koordinasi dengan panitia di luar bagian belakang mobil bus, tiba-tiba mobil bus bergerak dan meluncur ke arah jalan turunan. Pembantu pengemudi berteriak dan mengejar mobil bus, mobil bus menabrak lereng sebelah kanan dan berkurang kecepatannya. Namun mobil bus tetap bergerak di jalan menurun dan menabrak lereng lagi. Mobil bus terus bergerak mendekati tepi jurang di sebelah kiri, menabrak warung lalu terguling sebanyak 3 kali dan jatuh ke jurang Sungai Guci.

 

Warga yang berada di sekitar kejadian, mendekati lokasi dan terdengar teriakan minta tolong dari dalam mobil bus. Warga baru tahu ada penumpang dalam mobil bus karena saat meluncur tidak nampak orang dalam mobil bus. Evakuasi dilakukan terhadap para korban ke puskesmas dan RSUD Soeselo Slawi.

“Sesuai hasil investigasi, bisa kami katakan bus dalam kondisi layak dan sudah kami buktikan secara teknis khususnya rem parkir dalam kondisi layak.

Tapi pada saat kejadian, sopir memang berada di luar bus dan dalam kondisi mesin hidup. Kenapa bus bisa meluncur, karena kondisi tanah labil, ganjal bannya ambles, posisi parkir menurun sehingga terjadi perubahan dari posisi statis ke posisi dinamis.

Dimana rem parkir itu tidak diperuntukkan untuk memberhentikan bus, tapi menjaga bus supaya tidak jalan. Tapi karena kondisi tanahnya labil, ambles, terjadilah bus terjun ke sungai," ungkap Soerjanto Tjahjono.

Sementara itu, Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, menjelasakan dari hasil investigasi dan analisis dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi pada kejadian kecelakaan bus pariwisata tersebut, yaitu bus parkir di tempat dengan posisi kemiringan kritis dan tanah yang tidak stabil, dengan hanya mengandalkan sistem rem parkir untuk mempertahankan posisi dan 2 (dua) buah ganjal roda di roda depan dan belakang.

Penambahan jumlah barang dan penumpang diatas bus sekitar 2,8 ton, hal ini akan menyebabkan ketahanan rem parkir mobil bus berubah dari statis menjadi dinamis. Karakteristik rem parkir harusnya dipahami oleh operator mobil bus sehingga perilaku dan kebiasaan pengemudi khususnya saat menyalakan mesin agar berada di ruang kemudi.

Wildan juga menambahkan tentang prosedur parkir dan persiapan keberangkatan bus yaitu hindari parkir pada kondisi jalan menurun atau menanjak.

 Jika tidak memungkinkan atau tidak terdapat tanah yang datar maka ikuti prosedur emergency  yang pertama carilah tanah yang keras atau padat, hindari tanah yang labil, mudah longsor atau gembur. Parkir kendaraan pada posisi yang benar, aktifkan rem parkir, pastikan tabung angin terisi penuh, matikan mesin, masukkan ke gigi mundur (Return), pasang ganjal roda minimal di roda yang bebas.

Keesokan harinya, saat akan menghidupkan mesin, kembalikan posisi ke gigi netral, hidupkan mesin dan jangan tinggalkan kendaraan dalam keadaan mesin hidup dan dalam posisi berada di lereng, karena kapan saja bus tersebut bisa meluncur dan pengemudi harus mempersiapkan diri dengan rem utama.

“Dalam kondisi apapun, di jalan datar atau menurun, saat mesin kendaraan hidup pengemudi tidak diperbolehkan meninggalkan kendaraan untuk menjaga ruang kabin pengemudi tetap steril dan pengemudi sudah siap dengan rem utama,” ungkap Wildan.


Tag:




Link Pemerintahan


Link Lainnya